PELUANG BISNIS YANG BOOMING DI ERA CASHLESS SOCIETY

Sobat bisnis Codeshop pasti sudah merasakan perubahan yang terjadi saat ini pada era dimana tidak lagi dipakainya uang cash. Namun sudah berpindah pada uang elektronik. Hal ini didorong oleh pergeseran minat masyarakat yang ingin kemudahan dalam hal pembayaran. Hingga terciptalah zaman dimana orang tak lagi menggunakan uang secara fisik namun hanya secara digital, yang jamak disebut cashless society.

Berikut ini beberapa jenis bisnis yang mendukung sekali era cashless society dan berpeluang besar menjadi primadona para pelaku bisnis kedepan nya.

1. Bisnis Kuliner

Kebiasaan cashless para milenial sangat mudah diterapkan dalam bisnis kuliner. Kenapa? Karena makanan dan minuman adalah bidang usaha yang tidak lekang oleh waktu. Selalu diminati oleh semua lapisan masyarakat. Semakin banyak inovasi yang dilakukan di bisnis kuliner, maka akan semakin dikenal dan semakin besar.

Semakin mudah sistem pembayaran, maka semakin nyaman para milenial berbelanja di toko Anda. Oleh karena itu, tidak ada salahnya bagi Anda untuk bekerja sama dengan para penyedia uang elektronik.

Baca Juga: Bisnis Kuliner yang Booming di 2020

Boleh jadi mereka memberlakukan promo diskon atau cashback adalah jenis promo yang paling disenangi milenial. Tidak peduli sebesar atau sekecil apa bisnis kuliner Anda karena sistem cashless bisa diterapkan tanpa kesulitan.

Pernahkah Anda melihat pedagang mie ayam pinggir jalan yang menerima pembayaran via GoPay? Ini benar-benar terjadi di Jakarta, lho, setidaknya. Dan mungkin juga telah diterapkan di kota-kota lainnya.

2. Bisnis Toko Kelontong

Selain kuliner, produk yang dipakai sehari-hari adalah komoditi yang paling diburu oleh milenial. Tidak peduli latar belakang ekonomi atau pun status sosialnya, pasti hal yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia tidak akan berbeda jauh antara satu orang dengan yang lainnya.

Lalu, apa yang membuat mereka lebih membeli barang tersebut di minimarket franchise atau supermarket besar? Jawabannya adalah kenyamanan.

Baca Juga: Cara Cerdik Menata Toko Ritel

Coba pikirkan, berapa banyak toko kelontong yang menerima pembayaran selain tunai? Di sinilah terletak peluang bisnis yang bisa Anda manfaatkan. Karena masih minimnya yang menerapkan strategi ini, Anda bisa lebih dahulu menerapkannya dan lebih dahulu mendapatkan hati para milenial yang kedepannya akan menguasai pangsa pasar Anda.

Dengan menerima pembayaran cashless, tidak ada lagi masalah sulit mencari uang kembalian dan sebagainya. Dengan demikian, milenial akan semakin nyaman berbelanja di toko kelontong Anda.

3. Bisnis Laundry

Kaum milenial yang paham teknologi biasanya memiliki kesibukan yang cukup tinggi. Kesibukannya ini pun terkadang mengikis waktu untuk melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci pakaian. Terlebih lagi anak kos yang belum tentu punya apa yang dibutuhkan untuk mencuci, mengeringkan, dan menyetrika pakaian dengan baik dan benar. Hal ini diperparah dengan fakta setiap kaum milenial yang kembali ke rumah setelah beraktifitas seharian lebih memilih untuk langsung beristirahat ketimbang beraktifitas lagi di rumah.

Baca Juga:  Tips Kelola Keuangan di Era Cashless Society

Inilah yang membuat bisnis laundry begitu prospektif. Sekarang pertanyaannya adalah bagaimana cara untuk membuat bisnis laundry Anda menonjol dari para kompetitor?

Iya, tepat sekali, yaitu dengan menerima pembayaran secara cashless. Pakaian bersih, waktu tidak terbuang, pembayaran gampang.

4. Startup Fintech

Bagi Anda yang berani dan memiliki akses ke sumber modal besar, kenapa tidak mendirikan fintech saja? Ketimbang menjadi salah satu komponen dalam industri cashless, sekalian saja menjadi pemain utama dalam industri tersebut.

Baca Juga: Rahasia Pertahankan Eksistensi Bisnis Kopi

Namun, perlu diketahu terlebih dahulu kalau cukup sulit untuk mengalahkan raksasa-raksasa fintech saat ini, kecuali Anda memiliki penawaran yang eksklusif. Coba lihat bagaimana kerja sama antara uang elektronik Dana dengan Bukalapak dan Tix.id.

Mulanya, Dana belum mendapatkan perhatian sebesar sekarang. Namun, dengan menjalin kerja sama dengan dua e-commerce yang paling sering digunakan milenial, brand recognition dari Dana pun naik meningkat signifikan.

5. Toko Online

Ini dia peluang bisnis menguntungkan selanjutnya. Dengan cashless berarti transaksi tradisional antara penjual dan pembeli tidak menjadi suatu kewajiban. Anda tidak lagi dipaksa untuk bertemu dengan pembeli, begitu pula sebaliknya.

Dengan online shop, pembeli produk Anda tidak akan terbatas pada radius beberapa ratus kilometer saja. Orang-orang dari pelosok nusantara hingga belahan bumi lain pun bisa menjadi konsumen Anda.

Baca Juga: Ini Dia Rahasia Menarik Pelanggan Baru dan Mempertahankan Pelanggan Lama

Oleh karena itu, dirikan saja online shop, baik di e-commerce raksasa seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Shopee atau pun mendirikan platform atau website tersendiri.

Jangan lupa untuk sertakan metode pembayaran online dengan lengkap dan jelas. Selain itu, perhatikan pula konten pada platform Anda karena konten-konten inilah yang akan menarik calon konsumen untuk mengunjungi website Anda.

6. Bisnis Vending Machine

Dengan vending machine, tanpa perlu pegawai dan biaya sewa toko yang tinggi, Anda bisa menjual beragam produk dengan mudah.

Pastinya Anda juga sudah sering melihat vending machine yang menjual makanan dan minuman namun hanya menerima uang tunai. Pasti jelas teringat di benak Anda betapa repotnya ketika uang kertas tunai pembeli ditolak oleh mesin karena berbagai alasan.

Semua masalah ini bisa langsung teratasi apabila mesin tersebut mengadopsi sistem cashless. Anda bisa memprogram mesin-mesin itu untuk menerima pembayaran via non-tunai dengan langkah verifikasi yang singkat. Dengan demikian, pembeli bisa mendapatkan apa yang diinginkan dengan lebih mudah dan cepat.

Itu dia beberapa peluang usaha yang sobat bisnis Codeshop bisa manfaatkan untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Di era cashless saat ini, kelima peluang usaha di atas dapat dengan mudah berkembang pesat. Namun, tentu saja semuanya kembali ke diri Anda sendiri.

Apakah Anda sudah siap untuk menggunakan model bisnis baru yang berbasis digital, atau masih terjebak pada paradigma lama?