AKUISISI PERUSAHAAN TEKNOLOGI DALAM SEDEKADE TERAKHIR

Tahukah Anda sobat bisnis Codeshop, agar terus bisa bertahan dalam persaingan pasar, sebuah perusahaan tak jarang melakukan akuisisi terhadap perusahaan lain. Dan seperti yang kita ketahui teknologi berubah sedemikian cepat. Akuisisi perusahaan lain dilakukan untuk menyerap segala macam sumber daya milik perusahaan yang diakuisisi, termasuk inovasi. Selama satu dekade ke belakang, perkembangan teknologi pun semakin pesat.

Ada banyak perusahaan teknologi baru bermunculan, layaknya jamur di musim hujan. Perusahaan teknologi pun tak lepas dari tindakan akuisisi, agar mereka tetap menjadi pilihan konsumen di antara pasar yang berkembang semakin cepat. Selama sepuluh tahun terakhir, ada pula sejumlah akusisi fenomenal yang dilakukan perusahaan teknologi. Ada yang berhasil, ada pula yang mesti menelan pil pahit karena berujung kegagalan.

1. Google – Motorola (2012)

Perusahaan mesin pencarian raksasa, Google sempat mengakuisisi brand smartphone legendaris Motorola pada 2012 lalu. Saat itu, nilai akuisisi yang disepakati adalah 12,5 miliar dollar AS atau. Google menargetkan portofolio Motorola yang memiliki 17.000 paten mobile. Namun sayang, akuisisi tersebut tak bertahan lama. Hanya dua tahun, atau tepatnya pada 2014, Google menjual bisnis smartphone Motorola ke Lenovo seharga 2,9 miliar dollar AS.

2. Facebook – Instagram (2012)

Pada 2012, Facebook mengakuisisi Instagram yang baru berumur 2 tahun. Facebook mengakuisisi aplikasi yang masih seumur jagung itu seharga 1 miliar dollar AS (lebih dari Rp9 triliun). Angka ini terbilang cukup besar untuk sebuah perusahaan rintisan yang usianya masih sangat muda. Karena Mark, melihat potensi yang besar di platform Instagram ke depannya. Awalnya, CEO Facebook, Mark Zuckerberg sempat berencana untuk tidak menggabungkan Instagram secara khusus ke Facebook.

Baca Juga: Rahasia Pertahankan Eksistensi Bisnis Kopi

Namun, sedikit demi sedikit Instagram mulai terintegrasi dengan perusahaan induknya tersebut. Bahkan terdapat beberapa ikon-ikon serta fitur Instagram yang kini dapat ditemukan di Facebook. Instagram didirikan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger pada 6 Oktober 2010. Kala itu mereka merilis aplikasi Instagram di Apple App Store untuk pertama kalinya. Kemudian pada 3 April 2012, Instagram resmi meluncur di platform Android.

Jumlah pengguna terus berlipat sejak Instagram juga tersedia untuk platform Android dengan pertambahan pengguna mencapai 1 juta pengguna setiap 24 jam. Kini, untuk menegaskan kepemilikan, Facebook memberikan tanda “from Facebook” pada Instagram yang muncul setiap kali pengguna memulai aplikasi.

3. Microsoft – Nokia (2013)

Pada 2013 lalu, Microsoft mengejutkan dunia industri teknologi saat memilih untuk mengakuisisi lini bisnis ponsel Nokia.

Padahal ketika itu, Nokia tengah berada dalam posisi yang tidak strategis karena kekalahannya di industri ponsel. Microsoft membeli unit bisnis perangkat dan layanan bisnis Nokia senilai 3,79 miliar euro (5 miliar dollar AS) dan 1,65 miliar euro (2,2 miliar dollar AS) untuk lisensi paten Nokia.

Baca Juga: 5 Zodiak yang Akan Sukses Memulai Bisnis di 2020

Jika ditotal, kala itu Microsoft harus merogoh kocek 5,44 miliar euro (7,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 79 triliun) untuk mengakuisisi bisnis utama Nokia. Namun setelah diakuisisi, bisnis ponsel Nokia yang digarap Microsoft terus menunjukkan grafik penurunan. Alhasil PHK besar-besaran pernah dilakukan Microsoft pada 2015 lalu. Kala itu Microsoft memberhentikan 7.800 pegawai dan memutuskan untuk melepas bisnis ponsel Nokia yang dianggap tak sesuai harapan.

4. Facebook – Whatsapp (2014)

Pada tahun 2014, Facebook resmi mengakuisisi WhatsApp yang didirikan brian Acton dan Jan Koum sejak tahun 2009. Jejaring sosial raksasa yang dinakhodai Mark Zuckerberg itu mengakuisisi WhatsApp dengan nilai 19 miliar dollar AS pada bulan Februari 2014.

Namun saat penutupan kesepakatan pada Oktober 2016, nilai akuisisinya naik hingga 22 miliar dollar AS, karena harga saham WhatsApp yang naik saat itu. Akuisisi ini menjadi yang terbesar bagi Facebook, dibanding akuisisinya terhadap Instagram, yang jauh lebih “murah”, yakni hanya 1 miliar dollar AS. Akuisisi ini berujung pada hengkangnya Brian Acton dari perusahaan tersebut. Sebab, tiga tahun setelahnya, Facebook memaksa ingin menyebarkan iklan targeted ads ke pengguna WhatsApp.

Baca Juga:  Bisnis yang Booming di Era Cashless Society

Hal ini bertentangan dengan pendirian WhatsApp yang sejak awal menolak keberadaan iklan pada platform. Tak lama setelahnya, pendiri WhatsApp lainnya, Jan Koum, juga ikut hengkang pada Mei 2018. Saat ini, Whatsapp mulai memperbarui fiturnya yang tidak berbeda jauh dengan fitur facebook.

Whatsapp kini menyediakan layanan status untuk membagikan cerita pengguna kepada teman dan pengguna whatsapp lainnya, mirip dengan fitur Stories pada Instagram dan Facebook. Dalam fitur status tersebut pengguna dapat menambahkan dan mengedit teks serta foto. Kemudian terdapat fitur tambahan stiker dan GIF untuk digunakan dalam laman chat. Selain itu Facebook juga membubuhkan tanda “from Facebook” pada WhatsApp untuk menegaskan kepemilikannya atas aplikasi tersebut.

5. Google – Fitbit (2019)

Google telah resmi mengumumkan rencananya untuk mengakuisisi perusahaan wearable Fitbit pada Jumat (1/11/2019) dengan biaya akuisisi sebanyak 2,1 miliar dollar AS (setara Rp 29,3 triliun). Google, sejatinya telah menelurkan sejumlah produk seperti smartphone Pixel dan laptop Pixelbook, namun hingga kini belum memiliki portofolio perangkat jam tangan atau gelang pintar.

Baca Juga:  Pentingnya Management Aset bagi Perusahaan

Setelah mengakuisisi Fitbit, otomatis Google ikut terjun ke bisnis wearable (gelang pintar dan jam tangan pintar) yang saat ini didominasi oleh kompetitor seperti Apple. Sebelumnya Google pernah membuat perangkat wearable seperti Google Glass, namun tidak sampai dipasarkan. Fitbit sendiri menjadi salah satu pionir di ranah fitness tracker, dan pernah mendominasi.

Dikutip KompasTekno dari Tech Radar, Selasa (31/12/2019), valuasi Fitbit sempat melonjak mencapai 10 miliar dollar AS setelah IPO pada 2015 lalu. Namun kini valuasinya kian turun, hingga menjadi kurang dari 2 miliar dollar AS dalam minggu pengumuman akuisisi.