STRATEGI PROMOSI JITU UNTUK RESTORAN BARU
Sobat bisnis Codeshop pasti ingat, sekitar empat atau lima tahun lalu, untuk bersantap makanan dari restoran, kebanyakan pelanggan harus mendatangi restoran dan kafe yang dituju. Kemajuan teknologi yang terus berinovasi membuka akses untuk mendapatkan makanan dengan cara yang lebih cepat belum tersedia seperti sekarang, di mana layanan pesan-antar online sudah marak dan mengubah model bisnis FnB yang tradisional menjadi model bisnis yang lebih modern.
Keterbukaan akses seperti ini membuat semakin banyak pelanggan yang memilih memesan makanan melalui layanan pesan-antar online dibandingkan harus lelah datang dan duduk di restoran. Hal ini tentunya membuat bisnis quick service restaurants (QSR) atau restoran cepat saji berkembang pesat. Pemain bisnis restoran cepat saji yang baru pun banyak bermunculan. Persaingan di industri ini juga menjadi lebih ketat karena disesaki oleh banyak sekali pemain baru.
Baca Juga: Bisnis yang Akan Booming di Era Cashless Society
Untuk dapat bersaing dengan kompetitor, banyak bisnis QSR baru yang memutuskan untuk memberikan promo dan diskon untuk menarik pelanggan. Meskipun terbilang efektif untuk menggaet konsumen, pemasangan promo dan diskon merupakan strategi yang membutuhkan modal cukup besar. Belum lagi, cara ini juga digunakan oleh kompetitor lain. Berikut ini adalah 3 strategi alternatif yang dapat Anda lakukan untuk bisnis QSR baru agar dapat bersaing dengan pesaing bisnis Anda.
1. Menjaga Kualitas Produk dan Pelayanan
Kualitas adalah harga mati dalam berbisnis. Baik produk maupun pelayanan, kualitasnya harus tetap dijaga dan ditingkatkan. Agar kualitas tetap terjaga, Anda harus menerapkan aturan yang ketat dalam proses produksi hingga packaging menu makanan. Jika usaha Anda bergerak di bidang restoran cepat saji, maka rasa masakan Anda adalah nomor satu. Pelanggan pasti akan kembali datang jika memang rasa yang ditawarkan memuaskan.
Baca Juga: Rahasia Pertahankan Eksistensi Bisnis Kopi
Sobat bisnis Codeshop bisa menerapkan nilai-nilai terkait menjaga kualitas kepada seluruh pegawai Anda. Selain itu, Anda juga bisa mulai berinvestasi untuk melatih karyawan. Tidak perlu mahal dengan membayar trainer, Anda dapat menjadi pelatih bagi karyawan Anda sendiri. Cukup luangkan waktu untuk memberikan pelatihan soal menjaga mutu produk atau layanan. Jangan lupa juga untuk merencanakan kurikulum pelatihan yang terstruktur.
2. Mendapatkan Feedback dari Pelanggan
Feedback pelanggan adalah hal penting bagi kemajuan bisnis. Misalnya, untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk, Anda sebaiknya mengumpulkan data dari pelanggan terkait menu sehingga Anda tahu apa yang harus ditingkatkan dan bagaimana inovasi produk ke depannya.
Baca Juga: Jenis Usaha Bisnis Hospitality
Untuk mendapatkan masukan dari pelanggan tidak harus mahal. Anda bisa melakukan polling di media sosial atau sekadar ngobrol sebentar dengan pelanggan yang berkunjung ke restoran Anda. Anda juga bisa mengadakan program testimoni pelanggan secara live untuk kemudian di upload di akun media sosial restoran Anda.
3. Memanfaatkan Media Sosial
Media sosial dapat menjadi wadah untuk mempromosikan restoran Anda ke khalayak. Meski begitu, tidak mudah bagi bisnis baru untuk mendapatkan pengetahuan di media sosial mengingat banyaknya persaingan. Sosial media paling populer saat ini untuk mempromosikan bisnis restoran Anda adalah instagram. Karena sosial media satu ini memiliki fitur yang memanjakan mata orang yang melihat jika itu adalah makanan dan minuman. Apalagi jika dibumbui oleh deskripsi yang mumpuni untuk mengundang minat orang untuk mencobanya.
Baca Juga: Bisnis Kuliner yang Masih Menggiurkan di 2020
Menggunakan iklan berbayar seperti Facebook Ads atau Instagram Ads bisa menjadi salah satu cara menjangkau para pelanggan. Untuk menghemat budget marketing, fokuslah pada menjaga kualitas konten di media sosial. Sajikan konten-konten yang menggugah dan engaging soal menu restoran atau keunggulan produk Anda.
Bersaing dengan kompetitor memang suatu hal yang sulit. Strategi promo dan diskon sering kali dianggap satu-satunya cara untuk meraih perhatian pelanggan, sehingga membuat Anda kehilangan fokus untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan serta menggali masukan dari pelanggan.